Fatal Fury: City of the Wolves sempat menggemparkan dunia game saat mengumumkan kehadiran Cristiano Ronaldo sebagai karakter yang dapat dimainkan. Ini adalah momen langka: seorang megabintang sepak bola dunia masuk ke dalam arena game pertarungan legendaris. Namun sayangnya, ekspektasi tinggi yang sempat membumbung justru berakhir dengan kekecewaan dari banyak pemain dan penggemar.
Ronaldo, atau CR7, diumumkan sebagai bagian dari roster game pada akhir 2024. Saat game resmi dirilis pada April 2025, para pemain pun berbondong-bondong mencoba karakter ini. Tapi antusiasme itu segera berubah menjadi kritik. Banyak yang merasa karakter Ronaldo hadir dengan kualitas yang tidak sebanding dengan namanya yang besar.
Kurang Karisma, Minim Detail
Masalah utama yang dikeluhkan para pemain adalah soal animasi dan desain karakter Ronaldo yang dianggap seadanya. Gerakan yang terlihat kaku, transisi animasi yang patah-patah, hingga ekspresi wajah yang datar membuat Ronaldo tampak seperti karakter “mod” yang belum selesai, bukan seperti tokoh superstar yang seharusnya mencuri perhatian.
Perbandingan pun tak terelakkan. Salvatore Ganacci, DJ asal Serbia yang juga menjadi karakter tamu di Fatal Fury: City of the Wolves, justru tampil jauh lebih memikat. Animasi idle Ganacci saja dinilai lebih ekspresif dibanding seluruh set gerakan Ronaldo. Banyak yang menyebut bahwa Ganacci tampak benar-benar “hidup” dalam game, sementara Ronaldo hanya menjadi tempelan semata.
Tak Masuk Cerita, Sekadar Figuran?
Selain kualitas animasi, hal lain yang menambah kekecewaan adalah absennya Ronaldo dalam mode cerita seperti Arcade dan South Town Episodes. Sementara Ganacci mendapatkan interaksi dan storyline sendiri, Ronaldo justru tidak bisa dimainkan dalam mode tersebut. Ini menimbulkan dugaan bahwa sang megabintang hanya dimasukkan sebagai pemanis—atau bahkan sebagai hasil dari tekanan eksternal.
Spekulasi berkembang bahwa keberadaan Ronaldo bisa jadi merupakan hasil intervensi dari produser atau pihak investor, bukan keputusan kreatif dari tim pengembang. Beberapa penggemar menduga bahwa ini adalah semacam kompromi bisnis yang tidak sepenuhnya disetujui oleh tim developer di Jepang. Hasilnya pun tampak jelas—karakter Ronaldo tampil tanpa jiwa.
Kasus yang Mengingatkan pada Van Damme
Situasi ini mengingatkan publik pada kontroversi serupa saat Jean-Claude Van Damme hadir sebagai skin di Mortal Kombat 1. Meski kolaborasi semacam ini menarik perhatian, nyatanya tidak semua cameo bintang besar diterima dengan baik—terutama jika eksekusinya setengah hati.
Peluang yang Terbuang
Cristiano Ronaldo adalah nama besar. Kehadirannya dalam game bisa menjadi momen bersejarah—bukan hanya bagi Fatal Fury, tapi juga bagi dunia game secara umum. Sayangnya, implementasi yang terburu-buru dan kurang perhatian justru mengubah peluang emas ini menjadi sorotan negatif.
Yang menjadi masalah bukanlah ide menghadirkan Ronaldo dalam game pertarungan, melainkan bagaimana ia dihadirkan. Ketika seorang legenda sepak bola dunia kalah pesona dari seorang DJ dalam game yang sama, jelas ada yang salah dalam proses kreatifnya.
Fatal Fury mungkin telah mencetak sejarah dengan membawa kembali seri klasik ini, tapi kisah Cristiano Ronaldo di dalamnya justru menjadi catatan miris: bahwa popularitas saja tidak cukup tanpa eksekusi yang matang.