Kupasan.com – Sejumlah warga di Aceh Singkil kini mulai gelisah dan mempertanyakan kejelasan layanan Kapal Motor Penumpang (KMP) Aceh Hebat 3 di daerah tersebut.
Pasalnya, selama ini KMP Aceh Hebat 3 diketahui menjadi andalan untuk pelayaran ke Pulau Banyak. Namun, kini harus berbagi tugas melayani rute tambahan ke Sinabang.
Kebijakan ini menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran dari masyarakat, khususnya terkait berkurangnya jumlah armada ferry yang beroperasi di wilayah Aceh Singkil.
Dengan dua dermaga yang kini dimiliki Pelabuhan Penyeberangan Singkil, masyarakat berharap pelayanan pelayaran semakin membaik. Namun kenyataannya, hanya satu kapal yang rutin melayani dua rute sekaligus.
“Dulu dermaga satu, kapal dua. Sekarang dermaga dua, kapal malah satu,” keluh seorang pengguna jasa penyeberangan yang enggan disebutkan namanya, Minggu (1/6).
Menurut dia, KMP Aceh Hebat 3 adalah kapal bersubsidi milik pemerintah, fokus pada trayek Aceh Singkil–Kepulauan Banyak. Namun belakangan, kapal ini kerap terlihat melayani pelayaran ke Sinabang, rute yang sebelumnya ditangani oleh kapal komersial seperti KMP Teluk Sinabang dan KMP Aceh Hebat 1.
“Oleh karena itu, kita berharap pemerintah dan pihak terkait segera melakukan evaluasi terhadap operasional pelayaran, demi menjaga kelancaran transportasi laut yang menjadi urat nadi mobilitas dan distribusi logistik ke daerah kepulauan,” tuturnya.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Aceh Singkil, Syam’un mengatakan, pelayaran KMP Aceh Hebat 3, ke Sinabang tidak masuk dalam trayek subsidi. Kepergian kapal ke Sinabang lebih karena keperluan pengisian bahan bakar (bunker), bukan layanan reguler.
“Rute ke Sinabang tidak termasuk dalam trayek subsidi. Yang mendapat subsidi hanyalah rute Aceh Singkil ke Pulau Banyak,” ujarnya.
Syam’un menambahkan, pihaknya sempat mengusulkan agar KMP Aceh Hebat 1 kembali melayani rute ke Sinabang, namun kapal tersebut kini ditugaskan ke wilayah lain seperti Calang dan Meulaboh.
Ia beralasan bahwa karena jumlah penumpang ke Sinabang belum terlalu tinggi, satu kapal masih bisa melayani kedua rute secara bergantian. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan tantangan lain.
Untuk rute Singkil–Sinabang, kebutuhan akan pengangkutan barang justru lebih tinggi dibanding penumpang. Seorang sopir truk mengaku bahwa kendaraan barang kerap membludak, sementara kapasitas kapal terbatas.
“Kalau mobil barang, hampir tiap hari penuh. Tapi kapal sekarang enggak bisa angkut semua karena kecil. Saya berharap ada kapal komersial berkapasitas besar yang ditugaskan secara tetap untuk menunjang distribusi logistik ke Sinabang,” pungkasnya.
Sementara itu, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Singkil, Burhan Zaim membenarkan bahwa saat ini pelayaran satu kapal dua rute.
“Benar, saat ini KMP Aceh Hebat 3 melayani dua rute yaitu, Singkil-Pulau Banyak dan Singkil Sinabang. Tidak usah bingung. Yang bingung itu apabila tidak ada jadwal keberangkatan kapal,” ujarnya.
KMP Aceh Hebat 3 menurut Burhan, melakukan pelayaran Singkil-Sinabang itu dua kali seminggu. Jika ada mobil atau penumpang yang tertinggal satu atau dua unit, itu merupakan situasional saja.
“Bahkan ada juga kapal saat berangkat ke Singkil-Sinabang muatannya tidak full,” ujarnya.
Menurut Burhan, KMP Aceh Hebat 1 sebenarnya bisa saja masuk ke Aceh Singkil, namun untuk saat ini masih belum bisa, karena masih tahap penyesuaia tarif yang tinggi lantaran subsidinya telah dicabut.
Kata Burhan, muatan KMP Aceh Hebat 1 ukurannya dua kali dari KMP Aceh Hebat 3. Dua kali berangkat KMP Aceh Hebat 3 itu sama halnya dengan satu kali berangkat KMP Aceh Hebat 1.
“Muatannya besar, biaya operasionalnya juga besar. Kita sangat ingin mengoperasikan KMP Aceh Hebat 1 ini ke Singkil, namun tidak memungkinkan, lantaran kondisi pasar saat ini masih tahap penyesuaian,” pungkasnya.