Kupasan.com – Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya), Nurdianto menyayangkan sikap Pemkab setempat yang membeli mobil mewah untuk bupati ditengah Abdya sedang mengalami defisit anggaran.
Nurdianto menjelaskan, kondisi Aceh Barat Daya saat ini sedang mengalami defisit anggaran. Sehingga pembelian mobil mewah jenis Toyota New Vellfire 2.5 VIP CVT dinilai terlalu dipaksakan.
“Menurut saya sangat tidak efisien dimana anggaran kita lagi mengalami defisit tapi pihak daerah justru membeli kendaraan yang harganya sangat fantastis. Belum lagi Abdya mengalami defisit anggaran dan di tambah lagi ada gagal bayar kegiatan tahun 2024 hampir Rp7 milyar lebih kalau ngga salah,” kata Nurdianto, Selasa (15/7).
Nurdianto menceritakan, awal 2025 tim Banggar DPRK bersama dengan pihak TAPK sudah membahas terkait pengadaan mobil dinas jabatan bupati. Di mana waktu itu disepakati Rp800 juta.
Sebab, lanjut Nurdianto, sebelumnya pada APBK 2024 pihaknya sudah menganggarkan anggaran Rp2,7 miliar untuk mobil dinas jabatan pimpinan DPRK. Namun, setelah terjadi efisiensi pada 2025 pihaknya hanya menyepakati Rp800 juta untuk mobil dinas bupati jenis Toyota Fortuner.
“Setelah efisiensi anggaran tahun 2025 kita menyepakati sebanyak Rp800 juta untuk pengadaan mobil jenis toyota fortuner saja untuk kendaraan dinas Bupati. Tapi nyatanya pihak setdakap menambah kembali anggaran tersebut di pergeseran sehingga menjadi Rp2,6 milyar lagi,” ucapnya.
Menurut Nurdianto, penambahan anggaran untuk pembelian mobil bupati tanpa pemberitahuan ke DPRK, sebab itu dilakukan saat pergeseran anggaran.
“Iya itu di pergeseran dan baru akan dilaporkan nanti pas anggaran perubahan biasanya,” tambahnya.
Kata Nurdianto, ditambahnya anggaran untuk mobil bupati pada saat pergeseran memang dibolehkan secara aturan. Namun, hal itu dinilai sangat dipaksakan mengingat Abdya sedang defisit anggaran.
“Jadi ditambah pas pergeseran kemaren dan secara aturan boleh-boleh saja, yang ngga boleh menambah aitem kegiatan baru itu ngga boleh. Cuman kita sedang defisit anggaran sekarang kenapa dipaksakan,” pungkasnya.