Pertamina Dorong Kemandirian Petambak Lhokseumawe lewat Polikultur dan Pakan Mandiri

Kupasan.com – Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) melalui Integrated Terminal (IT) Lhokseumawe kembali menghadirkan inovasi untuk memperkuat kemandirian petambak di Kota Lhokseumawe.

Inovasi tersebut diwujudkan melalui penerapan sistem budidaya polikultur dan pemanfaatan pakan alternatif berbasis limbah lokal. Program ini sejalan dengan program unggulan Wali Kota Lhokseumawe dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota (RPJMK) 2025–2029, khususnya terkait pemberdayaan sektor perikanan.

Integrated Terminal Manager IT Lhokseumawe, Ari Yunanto, menyebutkan bahwa sejak 2024 Pertamina telah mendampingi kelompok petambak Meuhase di Gampong Padang Sakti. Pada tahap awal, Pertamina menyalurkan 200.000 benur udang vaname, sarana pendukung budidaya, serta melakukan pendampingan pembuatan pakan mandiri berbasis limbah organik lokal.

“Langkah ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan petambak sekaligus menekan biaya produksi yang sebelumnya terbebani oleh harga pakan komersial,” kata Ari Yunanto kepada awak media, Sabtu (23/8).

Tahun ini, lanjut Ari, inovasi ditingkatkan dengan menghadirkan pola polikultur, yaitu menggabungkan budidaya udang vaname dengan ikan bandeng. Sebanyak 3.000 benih bandeng ditebar dalam tambak semiintensif pada kegiatan launching.

“Pola ini diyakini membawa keuntungan ganda—pendapatan lebih stabil, kualitas air tambak lebih terjaga, sekaligus mengurangi pertumbuhan klekap hijau yang kerap merusak ekosistem tambak,” tambahnya.

Ari menegaskan bahwa Pertamina berkomitmen mendukung kemandirian ekonomi masyarakat. “Kami ingin tambak ini menjadi learning center bagi petambak maupun akademisi sehingga manfaatnya meluas. Kunci dari keberlanjutan adalah kolaborasi multipihak,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Fahrougi Andriani Sumampouw, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut. Menurutnya, inisiatif ini merupakan wujud nyata tanggung jawab sosial Pertamina terhadap pembangunan berkelanjutan.

“Program ini sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan, khususnya mendukung pencapaian SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 14 (Ekosistem Laut),” jelasnya.

Pertamina juga berharap kelompok binaan dapat menjadi percontohan dalam penerapan budidaya berkelanjutan serta memperluas dampak positif ke wilayah lain.

Sementara itu, Staf Ahli Wali Kota Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Bukhari, S.Sos., M.Si., menyampaikan apresiasi atas langkah Pertamina.

“Program ini sejalan dengan visi pembangunan Kota Lhokseumawe dalam memperkuat sektor perikanan budidaya. Kami berharap kelompok binaan dapat berkembang secara berkelanjutan sehingga menjadi percontohan bagi petambak lainnya,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan pengukuhan kelompok tani tambak binaan sebagai bentuk penguatan kelembagaan masyarakat agar lebih solid dalam mengelola tambak secara kolektif sekaligus memastikan keberlanjutan program di tingkat lokal.

Salah satu perwakilan kelompok binaan, Muhrizal, mengaku sangat merasakan manfaat dari program tersebut.
“Dulu kami sering mengalami kegagalan panen karena kualitas air menurun. Dengan adanya pendampingan, kami kini paham cara menjaga stabilitas kualitas air, panen lebih terjaga, biaya pakan bisa ditekan, dan pendapatan meningkat. Kami berharap program ini terus berlanjut,” ungkapnya.

Acara launching turut dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Pangan Kota Lhokseumawe, perwakilan Bappeda, Muspika, akademisi Universitas Malikussaleh, serta perangkat desa Gampong Padang Sakti.

Pos terkait