Kupasan.com — Pemerintah Gampong Geulumpang Payong, Kecamatan Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya) memanfaatkan lahan kosong di belakang kantor keuchik setempat untuk membudidayakan kolam bioflok ikan lele.
Budidaya kolam bioflok ikan lele tersebut mendapat apresiasi dan dukungan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Abdya dalam upaya mendukung program ketahanan pangan yang merupakan salah satu program pemerintah pusat.
Bahkan, rombongan DKP yang ikut dihadiri oleh Sekretaris Irma Eka Susanti langsung meninjau lokasi kolam bioflok ikan lele milik pemerintah gampong Geulumpang Payong dengan tujuan memberikan pendampingan serta pemahaman tentang bagaimana memelihara ikan lele dalam kolam bioflok.
Keuchik Gampong Geulumpang Payong, Khairuddin mengatakan, budidaya ikan lele jenis sangkuriang ini dikelola oleh kelompok masyarakat. Pada budidaya perdana ini, kata Khairuddin, pihaknya menyediakan tiga kolam bioflok ukuran 4×4 atau 4D.
“Untuk budidaya pertama ini kita menabur benih ikan lele sebanyak 12 ribu ekor. Masing-masing kolam kita tabur 4 ribu,” kata Khairuddin, Kamis (4/9).
Menurut Khairuddin, pemilihan budidaya ikan lele ini dipilih karena mudah dalam perawatan dan tidak memerlukan lahan luas.
“Budidaya ikan lele ini tidak terlalu sulit, kita hanya memanfaatkan lahan di belakang kantor Keuchik yang selama ini terbengkalai, sekarang bisa produktif,” kata Khairuddin.
Dalam kesmpatan itu, Khairuddin juga mengajak masyarakat Geulumpang Payong agar memanfaatkan lahan kosong dihalaman dan belakang rumah masing-masing untuk dikelola sebagai penyangga ekonomi keluarga.
“Lahan kosong di depan, samping, dan belakang rumah bisa dimanfaatkan dengan cara menanam sayur dan juga budidaya ikan. Kita berharap dengan hadirnya usaha pemerintah gampong ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat,” harap Khairuddin.
Dikatakannya, sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Geulumpang Payong dalam membudidayakan ikan lele ini, pihaknya juga melakukan komunikasi DKP Abdya guna meminta pendampingan, sehingga pengelolaan kolam dan produksi panen bisa maksimal.
“Tentunya kita sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Abdya. Kita berharap pendampingan ini bisa dilakukan secara continue,” kata Khairuddin.
Sementara itu, Sekretaris DKP Abdya Irma Eka Susanti mengatakan, peninjauan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mendorong pengembangan perikanan budidaya berbasis masyarakat. Menurutnya, teknologi Bioflok mampu menjadi solusi alternatif untuk meningkatkan produksi lele dengan biaya yang lebih efisien.
“Dengan metode Bioflok, para kelompok tidak lagi sepenuhnya bergantung pada pakan buatan yang harganya semakin mahal. Sistem ini memanfaatkan mikroorganisme sebagai pakan alami bagi ikan lele,” jelas Irma.
Ia menambahkan, program Bioflok tidak hanya ditujukan untuk peningkatan produksi, tetapi juga untuk memperkuat kemandirian pangan sekaligus membuka peluang usaha baru di desa.
“Harapan kami, Geulumpang Payong bisa menjadi percontohan bagi desa lain dalam mengembangkan bioflok sebagai usaha perikanan berkelanjutan,” tambahnya.
Irma menegaskan, DKP Abdya akan terus memberikan pendampingan, baik teknis maupun manajerial. Pendampingan itu mencakup tata cara pemeliharaan, manajemen pakan, hingga strategi pemasaran hasil panen. Kelompok pemula seperti di Geulumpang Payong juga akan diarahkan untuk naik kelas dengan penguatan legalitas kelembagaan.
“Kalau sudah ada legalitas, akan lebih mudah bagi kelompok pembudidaya ikan atau Pokdakan mengakses bantuan, baik dari provinsi maupun APBN,” katanya.
Kedepan, kata dia, DKP Abdya, juga menargetkan setiap kecamatan di Abdya pada tahun depan sudah memiliki Pokdakan yang dilegalkan secara resmi. Dengan begitu, program pendampingan bisa lebih terarah dan berkesinambungan.