Kepsek dan Guru SDN Ujung Sialit Aceh Singkil Diduga Jarang Aktif, Siswa Terlantar dan Terkatung-katung

Kupasan.com – Sejumlah guru PNS, P3K dan Honorer serta Kepala Sekolah (Kepsek) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil kembali diduga jarang masuk kelas sehingga siswa telantar.

Padahal beberapa bulan yang lalu mereka sudah sempat ditegur oleh BKPSDM dan Disdikbud Aceh Singkil, namun hal tersebut sepertinya hanya dianggap sebagai gertakan belaka.

Salah satu warga setempat mengatakan, keadaan ini sudah berlangsung lama tanpa kehadiran tenaga pengajar baik. Ia pun berharap instansi terkait dapat memperingati guru dan kepala sekolah tersebut agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

Ketua BPKam Rius Zai pun mengucapkan hal yang senada. Ia tidak ingin ini dibiarkan karena ini menyangkut nasib pendidikan anak anak kami disini.

“Guru disini sangat jarang masuk, sudah hampir dua minggu ini mereka tak nampak mengajar, melainkan hanya satu guru saja yaitu Ibu Anti,” kata Rius Zai kepada wartawan, Rabu (15/10).

Menurut Rius, guru di sekolah ini tidak ada perubahan apapun, sejak pada Pemerintahan Pak Marthunis hingga Pj Bupati Aceh Singkil, Azmi, mereka tetap jarang masuk untuk mengajar.

Bahkan pada Senin (13/10) kemarin, akibat Kepsek dan guru PNS lainnya tidak berada di tempat, yang memimpin upacara menaikkan bendera merah putih di sekolah tersebut diambil alih oleh Pak Desti Manik Babinsa Desa Ujung Sialit.

“Jika memang tak sanggup untuk menjadi Kepala Sekolah dan Guru di SDN Ujung Sialit ini, lebih baik mundur saja, begitupun dengan status sekolahnya jadikan saja sekolah swasta,” tegasnya.

Ia berharap Pemerintah Aceh Singkil untuk dapat segera mengambil tindakan tegas. Ini akan tetap kami kawal agar ketidakhadiran guru sekolah SD ini tidak terjadi lagi.

“Jangan waktu honor minta ASN atau P3K, setelah diangkat tidak pernah nongol,”ujarnya.

Ia berharap kepada Bupati dan Wakil Bupati Aceh Singkil, untuk dapat menyelaraskan visi dan misinya disaat melakukan kampanye dulu di Ujung Sialit, bahwasanya Pendidikan itu adalah termasuk program prioritas yang harus dibenahi.

“Mohon lah pak Bupati, Kepala Sekolahnya segera diganti atau diberikan sanksi yang seberat-beratnya, bahkan dilakukan pemecatan berhubung mereka sudah melanggar sumpah dan membodohi anak bangsa. Karena dia masuk tugas paling banyak lima hari dalam sebulan,” katanya.

Sementara itu Babinsa Desa Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, Desti Manik yang dikonfirmasi wartawan secara terpisah membenarkan hal tersebut.

“Iya benar, pada Senin kemarin memang saya yang memimpin upacara menaikkan bendera merah putih di SDN Ujung Sialit, karena kepsek dan guru PNS di sekolah tersebut tidak ada yang masuk,” ujarnya.

Kata Manik, tujuannya datang ke sekolah tersebut hanya untuk menanyakan program makanan bergizi (MBG), tetapi di lokasi yang berhadir hanya dua orang guru, itupun 1 orang guru honorer dan satu lagi guru PPPK.

“Keadaan ini sudah sering terjadi tanpa kehadiran tenaga pengajar. Saya sangat prihatin, karena siswa-siswi di sini seperti ayam kehilangan induk, mereka terkatung-katung,” ungkapnya.

Ia berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Singkil harus cepat mengambil tindakan dengan cara mengimbau Kepsek dan guru-guru.

“Apa sebenarnya terjadi, jika tidak mau lagi bekerja dan mengajar di SDN Ujung Sialit ini, lebih baik mundur, karena kasihan siswa-siswi di sini menjadi korban,” tutupnya.

Sementara itu Kepsek SDN Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, Heri membantah tuduhan tersebut.

“Itu tidak benar, guru-guru di SDN Ujung Sialit ini aktif kok, dan saat ini saya berada di Ujung Sialit,” katanya.

Memang pada Senin kemarin, kata Heri, dirinya tidak masuk, lantaran takziah ke rumah Almarhum pak Yusril Kepsek SDN Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil.

“Selama ini kami aktif dan telah berusaha memajukan sekolah SDN Ujung Sialit tersebut, saya tidak tahu entah apa maksud mereka berbicara sedemikian, apakah ingin menjadi Kepsek di situ ntah apa. Pada intinya, program belajar mengajar guru di situ tetap aktif dan baik,” pungkasnya.

Pos terkait