Kupasan.com – Ikatan Alumni Universitas Diponegoro Aceh (IKA UNDIP Aceh) menurunkan tim relawan untuk membantu penanganan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Aceh. Tim relawan dipimpin oleh Budi Laksono bersama Ketua IKA UNDIP Aceh, Prof. Rajuddin, serta didampingi anggota DPRA, Yahdi Hasan.
Rombongan relawan mendatangi Posko Komando Tanggap Darurat Banjir dan Longsor Provinsi Aceh Tahun 2025 di Kantor Gubernur Aceh. Kehadiran tim difasilitasi oleh Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat, Murthalamuddin, dan diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Aceh, Muhammad Nasir.
Ketua IKA UNDIP Aceh, Prof. Rajuddin, menyampaikan bahwa fokus utama bantuan relawan adalah penyediaan air bersih bagi masyarakat terdampak banjir. Dana bantuan dihimpun dari para alumni Universitas Diponegoro (UNDIP) dan digunakan untuk pembuatan alat stasiun air minum keliling (STARLING) berbasis bahan lokal, yang dikerjakan oleh tenaga lokal yang telah mendapatkan pelatihan teknis (Training of Trainer/TOT) dari Dr. Budi Laksono.
“Satu unit STARLING membutuhkan biaya sekitar Rp10 juta. Biaya tersebut meningkat seiring melonjaknya harga bahan baku di Banda Aceh. Namun demikian, alat ini tetap kami rancang agar terjangkau dan efektif menjangkau warga di wilayah terdampak,” ujar Prof. Rajuddin.
Ia menjelaskan, STARLING berfungsi sebagai sistem penyulingan air bersih yang dapat dioperasikan secara bergerak untuk memenuhi kebutuhan air minum korban banjir dan para pengungsi.
Selain program air bersih, IKA UNDIP Aceh juga menyiapkan program pembangunan rumah cepat bagi warga yang kehilangan tempat tinggal. Program ini dikenal dengan konsep “Rumah Y 20” yang dapat dibangun dalam waktu singkat dengan biaya relatif terjangkau.
“Rumah ini dapat dipasang hanya dalam waktu sekitar 20 menit dan dibongkar dalam waktu sekitar 10 menit. Pada tahun 2005, rumah ini dibangun dengan biaya sekitar Rp6 juta, sementara saat ini diperkirakan berkisar Rp8–10 juta. Keunggulannya, rumah ini dapat dibongkar-pindah sesuai kebutuhan dan bahkan dapat dilipat untuk digunakan kembali di masa mendatang. Saat tsunami Aceh 2004, kami telah membangunnya di kawasan Leupung, Aceh Besar,” jelasnya.
Di bidang kesehatan, IKA UNDIP Aceh juga bekerja sama dengan IKA MEDICA UNDIP dengan memberangkatkan tiga orang dokter beserta obat-obatan ke Kota Langsa untuk membantu tim medis di RSUD Langsa.
Prof. Rajuddin menambahkan, hingga saat ini IKA UNDIP Aceh masih terus melakukan penggalangan donasi untuk mendukung seluruh kegiatan kemanusiaan tersebut.
“Kami mengajak seluruh alumni dan masyarakat untuk terus bergotong royong membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah banjir yang luar biasa dahsyat ini,” katanya.
IKA UNDIP Aceh menegaskan komitmennya untuk terus hadir mendampingi masyarakat Aceh hingga fase tanggap darurat dan pemulihan pascabencana.






