Kupasan.com – Peneliti Kesehatan Lingkungan dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Teuku Umar (UTU), Yulizar Kasma, mendesak Gubernur Aceh Muzakir Manaf untuk mencabut sertifikat Kabupaten Open Defecation Free (ODF) yang diberikan kepada Aceh Barat Daya (Abdya).
Yulizar, akademisi asal Abdya, menyampaikan bahwa pemberian sertifikat tersebut tidak layak karena masih tingginya praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di wilayah tersebut. Ia menilai ada indikasi pembohongan publik dan kemungkinan manipulasi data.
“Sejak 2024 saya meneliti kepemilikan jamban sehat dan perilaku BABS di Abdya. Hasilnya, masih banyak gampoeng yang warganya belum memiliki jamban,” ungkap Yulizar, Rabu (9/67).
Lebih lanjut, Yulizar mengungkapkan bahwa sebagian rumah tangga di Abdya bahkan belum memiliki kloset dan septic tank. Beberapa yang memiliki kloset pun membuang limbah langsung ke parit atau sungai, yang memperburuk kondisi lingkungan.
“Manipulasi data seperti ini tidak membuat Abdya bebas dari risiko penyakit seperti diare dan polio. Estetika lingkungan juga masih terganggu dengan adanya jamban seadanya di atas parit,” tambahnya.
Yulizar menegaskan bahwa petugas kesehatan setempat tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena diduga mendapat tekanan untuk merekayasa data demi memenuhi tuntutan ODF.
Ia pun meminta Gubernur Aceh untuk mengevaluasi kembali pemberian sertifikat ODF, tidak hanya untuk Abdya, tetapi juga bagi kabupaten lain yang berpotensi mengalami situasi serupa.