Kepsek Sebut Pengutipan Uang dari Siswa PKL ke Jakarta Kesepakatan Wali dan Komite

Kupasan.com – Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Aceh Barat Daya (Abdya), Irma Suryani mengatakan kalau pengutipan uang dari siswa yang melakukan PKL ke Jakarta merupakan hasil kesepakatan wali murid dengan komite sekolah.

“Setahu saya itu udah urusan orang tua dengan komite,” kata Irma, saat dihubungi Kupasan.com.

Irma mengaku tidak tau persis jumlah yang disepakati uang PKL ke Jakarta antara orang tua dengan komite SMK. Sebab, dirinya tidak dilibatkan dalam pembahasan anggaran .

“Ya tidak (tidak dilibatkan pembahasan) Kepsek hanya pemberitahuan. Kalau orang tua setuju ibu yang mensupport saja dan mendukung pogram mereka,” tuturnya.

Irma juga mengungkapkan kalau sebelum berangkat PKL ke Jakarta, orang tua murid sudah jauh hari sudah memesan tiket. Hal itu agar harga tiket lebih murah.

“Mereka orang tua pesan tiket jauh-jauh hari sebelum mereka berangkat,mungkin lebih murah lagi. Mereka sudah rapat dengan komite, kalau dah setuju ibu ya mendukung saja,semua orang tua yang atur,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Yayasan Supremasi Keadilan Aceh (SaKA) Miswar mengungkapkan kalau pihaknya mendapatkan laporan terkait adanya pengutipan uang terhadap murid SMK Negeri 1 Aceh Barat Daya (Abdya) yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ke Jakarta yang mencapai Rp9,4 juta per siswa.

“Kita mendapatkan informasi dari masyarakat, pihak sekolah SMKN 1 Abdya mengutip uang dari siswa yang PKL ke Jakarta hampir Rp10 juta, kalau kita liat rinciannya itu sekitaran Rp9,4 juta,” kata Miswar.

Miswar merincikan, bagi siswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) wajib menyetor Rp9,4 juta ke sekolah. Di mana pemberian uang tersebut bertahap.

Kemudian untuk keberangkatan ke Jakarta, lanjut Miswar, satu siswa SMK menghabiskan dana Rp6,7 juta, kemudian saat dijemput anggaran yang diminta setiap murid mencapai Rp2,7 juta.

“Pihak sekolah itu memberikan list anggaran tersebut kepada wali murid, kalau anaknya mau magang ke Jakarta maka harus menyetor uang dengan jumlah yang diminta. Awalnya, wali murid setuju karena mengingat perusahaan yang dijanjikan ke wali murid, namun rupanya di perusahaan yang dijanjikan tidak bisa masuk anak PKL, dan sekolah berdalih kalau tiket pesawat sudah dipesan, ya terpaksa wali murid melunasinya,” ujar miswar.

Pos terkait