Kupasan.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan apresiasi tinggi kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto atas peran aktif Indonesia dalam upaya penghentian perang di Timur Tengah.
Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam konferensi pers usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Sharm El-Sheikh yang digelar di International Congress Centre, Sharm El-Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10).
Trump menegaskan bahwa keberhasilan perundingan perdamaian yang mengakhiri konflik panjang di Gaza merupakan hasil kerja sama dan diplomasi berbagai pihak, termasuk kontribusi penting Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
“Bersama dengan kita adalah Presiden Prabowo, sosok luar biasa dari Indonesia,” ujar Trump di hadapan awak media internasional sambil menoleh ke arah Presiden Prabowo yang berdiri di antara para pemimpin dunia.
Trump menyampaikan bahwa perdamaian di Gaza menjadi tonggak penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan Timur Tengah. Ia menekankan, dukungan berbagai negara—termasuk Indonesia—menjadi fondasi kuat untuk membangun kepercayaan dan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang terdampak perang.
“Setelah bertahun-tahun penderitaan dan pertumpahan darah, perang di Gaza telah berakhir. Bantuan kemanusiaan telah mengalir, termasuk ratusan truk berisi pangan dan obat-obatan,” ungkap Trump.
Dalam bagian lain pidatonya, Presiden Trump kembali menyinggung Indonesia dengan nada penuh penghargaan.
“Indonesia sudah kita bahas. Saya hanya ingin mengatakan bahwa itu adalah negara besar, negara yang kuat, dan kinerjanya sangat luar biasa,” tutur Trump.
Pernyataan Presiden Trump mencerminkan pengakuan Amerika Serikat terhadap kontribusi diplomasi Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia dinilai memainkan peran penting dalam menjembatani dialog perdamaian dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan universal.
KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh menjadi simbol solidaritas dan kolaborasi global dalam menghadapi tantangan kemanusiaan, sekaligus menandai babak baru diplomasi internasional yang berorientasi pada perdamaian berkelanjutan di Timur Tengah.