Mundur Sebagai Kepala PCO, Hasan Nasbi Ungkap Alasannya Lewat Total Politik

Hasan Basri. Foto: net

Jakarta – Hasan Nasbi resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO). Surat pengunduran diri tersebut telah ia kirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto pada 21 April 2025, melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Kabar pengunduran diri ini disampaikan langsung oleh Hasan Nasbi dalam sebuah video yang diunggah kanal YouTube Total Politik pada Selasa, 29 April 2025. Dalam pernyataannya, Hasan menegaskan bahwa keputusan ini sudah melalui pertimbangan matang dan tidak diambil secara emosional.

“Kesimpulan saya sudah sangat matang bahwa sudah saatnya menepi ke luar lapangan dan duduk di kursi penonton. Memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan,” ujar Hasan dalam video tersebut.

Hasan mengakui ada persoalan yang tak lagi bisa ia tangani selama menjabat. “Sudah pernah saya sampaikan dalam beberapa tayangan podcast bahwa kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh, kita pun harus tahu diri,” ujarnya.

Dihubungi secara terpisah oleh Tempo, Hasan menyatakan bahwa semua yang ia sampaikan dalam video Total Politik sudah cukup menjelaskan alasan pengunduran dirinya. Ia menambahkan, keputusan tersebut juga didasari keinginan untuk melihat komunikasi pemerintah berjalan lebih baik ke depannya.

“Saya berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya, dan mohon maaf jika selama ini pelayanan saya belum memenuhi harapan beliau dan rekan-rekan lainnya,” kata Hasan.

Meski mundur, Hasan menyatakan kesiapannya untuk membantu proses transisi pengganti dirinya di PCO.

Dari Aktivis hingga Konsultan Politik

Hasan Nasbi bukan nama baru dalam dunia komunikasi politik Indonesia. Pria kelahiran Bukittinggi, 11 Oktober 1979 ini meniti karier dari bawah, mulai dari jurnalis hingga mendirikan lembaga survei ternama.

Lulusan Ilmu Politik dari Universitas Indonesia ini dikenal aktif sejak masa kuliah, termasuk sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat UI pada tahun 2000. Ia pernah bekerja di Harian Kompas dan menjadi peneliti di Pusat Kajian Politik UI, sebelum akhirnya mendirikan Cyrus Network pada 2008.

Sebagai konsultan politik, Hasan terlibat dalam berbagai kampanye besar, termasuk mendukung pasangan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI 2012 serta menjadi salah satu motor relawan Teman Ahok pada Pilkada 2016. Pada Pilpres 2024, ia menjabat sebagai juru bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran.

Atas kiprahnya, ia ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Kepala PCO pada 19 Agustus 2024, dan kembali dipercaya oleh Presiden Prabowo hingga akhirnya ia memutuskan mundur.

Harta Kekayaan Capai Rp 41,3 Miliar

Berdasarkan laporan LHKPN per 9 Desember 2024, Hasan Nasbi tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp 41,3 miliar. Sebagian besar kekayaannya berupa tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta Selatan, Bekasi, Sijunjung, Cianjur, dan Bogor dengan total nilai Rp 13,9 miliar.

Ia juga memiliki lima unit mobil—antara lain BMW X5 dan Mercedes-Benz—serta satu sepeda motor Honda Beat. Kas dan setara kas miliknya mencapai Rp 17,6 miliar, sementara utangnya tercatat sebesar Rp 575 juta.

Dengan segala capaian dan kontribusinya di dunia politik, mundurnya Hasan Nasbi dari posisi strategis ini tentu menjadi perhatian banyak pihak. Kini, publik menanti siapa yang akan menggantikan posisinya sebagai juru bicara utama pemerintah di tengah masa awal pemerintahan Presiden Prabowo.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *