Bupati Aceh Utara Copot Sejumlah Pejabat Usai Kebakaran Tewaskan Anak di Alue Bili Rayeuk

Kupasan.com – Tragedi kebakaran yang merenggut nyawa seorang anak di Gampong Alue Bili Rayeuk, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara, memicu gelombang evaluasi besar-besaran di tubuh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten itu.

Peristiwa yang terjadi pada Kamis, 29 Mei 2025, itu menjadi pemantik bagi Bupati Aceh Utara untuk mengambil langkah tegas. Ia menilai keterlambatan respons tim pemadam kebakaran sebagai bentuk nyata dari kelalaian pelayanan publik yang tak bisa ditolerir.

Bacaan Lainnya

“Peristiwa ini melukai hati nurani kita semua,” kata Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil, Senin (2/6).

Tak tanggung-tanggung, tiga pejabat langsung dicopot dari jabatannya. Mereka adalah Kepala Pelaksana BPBD Aceh Utara, Asnawi, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran, Hasanuddim dan Komandan Pos Pemadam Alue Bili Rayeuk. Ketiganya dinonaktifkan sementara dan akan digantikan oleh pelaksana harian demi menjamin kelangsungan operasional.

Selain itu, enam petugas damkar yang tidak hadir saat insiden berlangsung turut diberhentikan sementara. Mereka tak akan menerima gaji selama proses pemeriksaan berjalan. Dua petugas lain yang berada di lokasi, namun dinilai masih memerlukan pembinaan, akan dijadwalkan bertugas penuh 24 jam selama satu bulan sebagai bentuk evaluasi kinerja.

Langkah ini bukan akhir. Bupati juga memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh aparatur di lingkungan BPBD Aceh Utara. Siapa pun yang terbukti menghambat atau lalai dalam pelayanan akan dikenai sanksi sesuai aturan.

“Ini bukan hanya soal disiplin, tetapi soal nyawa. Kita tidak boleh main-main dalam tugas pelayanan publik, terutama yang bersifat darurat,” ujarnya.

Bupati juga mengingatkan agar seluruh pejabat dan petugas layanan lapangan dari Satpol PP hingga Taruna Siaga Bencana (Tagana) menjadikan tragedi ini sebagai peringatan keras.

“Kita harus membangun kembali kepercayaan publik, bukan dengan retorika, melainkan dengan tindakan nyata,” katanya.

Tragedi di Alue Bili Rayeuk menjadi catatan kelam, sekaligus cambuk bagi Pemkab Aceh Utara untuk berbenah. Dalam birokrasi darurat, ketepatan waktu bisa jadi penentu hidup dan mati.

Pos terkait