Kupasan.com – Polemik empat pulau Aceh Singkil yang sebelumnya sempat berpindah administratif ke Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, kini sah kembali lagi ke Pemkab Aceh Singkil, Aceh.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto melalui Mensesneg di Jakarta Selasa (17/6) kemarin.
Menanggapi keputusan tersebut,
Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon menyampaikan rasa terimakasih kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Kita bersukur kepada Allah SWT terimakasih kepada Pak Presiden, ini khusus atas dikembalikannya empat pulau tersebut,” kata Safriadi Oyon saat ditemui di halaman kantor DPRK Aceh Singkil, Selasa (17/6) kemarin.
Dengan dikembalikannya empat pulau tersebut, tambah Oyon, Pemkab Aceh Singkil akan mengembangkan empat pulau itu menjadi destinasi wisata. Dilokasi tersebut juga akan dilengkapi fasilitas tambahan dan memperbaiki fasilitas yang selama ini sudah dibangun Pemkab Aceh Singkil dan Pemerintah Aceh.
“Seperti memperbaiki musala dan dermaga sandar. Sehingga kapal yang sandar lebih mudah, karena selama ini dermaga sudah dibangun. Hanya saja, jembatan dermaganya sudah rusak,” tuturnya.
“Kita kelola seperti biasa, Alhamdulillah kita jalan terus. Musala yang sudah hancur akan dibangun kembali dan juga rumah penduduk di sana,” tambah Safriadi.
Safriadi juga berharap Presiden dapat membangun jalan sebagai tanda batas daratan antara Aceh Singkil dengan Tapanuli Tengah. Langkah itu untuk mencegah terjadinya persoalan dikemudian hari.
Sementara itu, Ketua DPRK Aceh Singkil, Amaliun juga mengungkapkan rasa terimakasih kepada Presiden Prabowo. Selain kepada pemerintah, Amaliun menyampaikan terimakasih kepada seluruh rakyat Aceh, yang telah berjuang bersama mengembalikan empat pulau tersebut.
“Kami sampaikan terimakasih kepada seluruh rakyat Aceh,” tutup Amaliun.
Sebelumnya massa yang sedang berkumpul di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Singkil, seketika euforia mengetahui empat pulau dikembalikan ke Aceh.
Semula massa datang ke kantor dewan di kawasan Kampung Baru, Singkil Utara, untuk membahas persoalan empat pulau yang beralih kepemilikan dari Aceh ke Sumatera Utara dengan anggota DPRK setempat.
Pertemuan itu akhirnya batal diganti suka cita dan pekik takbir.